Jumat, 25 Februari 2011

Memahami Ambient Condition dan Architectural Features

Memahami Ambient Condition dan Architectural Features

Sebelumnya akan dibahas mengenai arti dari Ambient Condition dan Architectural Features. Ambient Condition adalah kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti sound, cahaya atau penerangan, warna, kualitas udara, temperature dan kelembaban. Sedangkan Architectural features mencakup setting-setting yang bersifat permanen. Misalnya dekorasi suatu ruangan, seperti konfigurasi dinding, lantai, atap, serta pengaturan perabot. Dalam suatu gedung architectural  features meliputi lay out tiap lantai, desain, dan perlakuan ruang dalam dan sebagainya.
Di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta misalnya tempat parkir yang sempit menimbulkan kejengkelan dari para tenaga kerja yang memiliki kendaraan dan para tamu perusahaan, yang dibawa kedalam pekerjaannya sehingga dapat merugikan perusahaan.
Rancangan kantor memberikan pengaruh pada produktivitas juga. Schultz (1982) mengajukan hasil suatu penelitian di Amerika Serikat tentang pengaruh dari kantor yang dirancang seperti pemandangan alam. Kantornya terdiri dari ruangan yang sangat luas. Tidak ada dinding-dinding yang membagi ruangan ke dalam kamar-kamar terpisah. Semua karyawan dari pegawai rendah sampai menengah dikelompokkan ke dalam satuan-satuan kerja fungsional, masing-masing dipisahkan dari satuan-satuan lainnya dengan pohon-pohon pendek dan tanaman, kasa jendela yang rendah, lemari-lemari pendek, rak-rak buku. Kantor-kantor ‘pemandangan alam’ ini dikatakan melancarkan komunikasi dan alur kerja. Di samping itu, keterbukaan menunjang timbulnya keikatan dan kerja sama kelompok serta mengurangi rintangan-rintangan psikologis antara manajemen dan karyawan.
Ada juga factor lain yang mempengaruhi pekerjaan, yaitu pencahayaan. Pencahayaan termasuk ke dalam ambient condition. Untuk pekerjaan tertentu diperlukan kadar cahaya tertentu sebagai penerangan. Pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kejelian mata, seperti memperbaiki jam tangan, perakitan elektronika, menuntut kadar cahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak begitu memerlukan penglihatan yang tajam.
Factor lain dari pencahayaan ialah distribusi dari cahaya dalam kamar atau daerah kerja. Pengaturan yang ideal adalah jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual. Memberikan cahaya penerangan pada suatu daerah kerja yang lebih tinggi kadar cahayanya daripada daerah yang mengelilinginya akan menimbulkan kelelahan mata (eyestrain) setelah jangka waktu tertentu.
Suyano (1985) secara rinci menyarankan apa yang ahrus diperhatikan agar silau di ruang tamu, kantor, ruang kelas dan ruang kerja lainnya dapat dihindari. Berikut ini anjuran-anjurannya :
1.    Jangan ada sumber cahaya yang ditempatkan pada bidang visual dari operatoe.
2.    Sumber sinar yang tidak tersaring, jangan dipakai di ruang kerja.
3.    Penyaringan harus demikian rupa hingga rata-rata terangnya tidak melebihi 0,3 Sb bagi penerangan umum dan 0,2 Sb bagi ruang kerja.
4.    Sudut antara garis pandang horizontal dengan garis penghubung antara mata dan sumber cahaya harus lebih dari 30
5.    Jika sudut terpaksa kurang dari 30, karena ruangan yang besar, lampunya harus disaring dan jika memakai lampu pendar, arah tabung harus mnyilang garis pandang.
6.    Untuk menghndari silau karena pantulan, tempat kerja harus diletakkan sedemikian rupa hingga garis pandang yang paling sering dipakai jangan berhimpit dengan cahaya yang terpantul, dan bahwa area pantulan dengan kontras yang melebihi 1:0 jangan sampai terjadi pada bidang vsual.
7.    Pemakaian perabot, mesin, papan wesel dan perkakas kerja yang berkilau-kilauan hendaknya dihindari.
Selain itu hal yang berkaitan dengan ambient condition yaitu warna. Banyak orang memberikan makna tinggi kepada penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat untuk ruangan-ruangan di rumah, di kantor, dan di pabrik. Mereka berpendapat bahwa  penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat dapat meningkatkan produksi, menurunkan kesalahan, dan meningkatkan semangat kerja.

Warna    Efek Jarak    Efek Suhu    Efek Psikis
Biru    jauh    sejuk    Menenangkan
Hijau    jauh    Sangat sejuk    Sangat menenangkan sampai netral
Merah    Dekat     panas    Sangat mengusik dan terkesiap
Oranye    Sangat dekat    Sangat panas    Merangsang
Kuning    dekat    Sangat panas    Merangsang
Coklat    Sangat dekat     netral    merangsang
Lembayung    Sangat dekat sejuk    Agresif, terkesiap    Melesukan

Hal lain yang termasuk dalam ambient condition yaitu sound atau suara. Suara yang bising dapat mengganggu konsentrasi seseorang. Bising biasanya dianggap sebagai bunyi atau suara yang tidak diinginkan, yang mengganggu, yang menjengkelkan. Dalam kehidupan sekarang ini bising merupakan keluohan yang banyak didengar. Orang merasa kebisingan dengan banyaknya suara yang ditimbulkan oleh ramainya lalu lintas, oleh suara mesin, oleh kerasnya suara radio, TV, cassette  recorder, dan sebagainya.
Akibat-akibat dari tingkat bising yang tinggi adalah :
1.    Timbulnya perubahan fisiologis. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada orang-orang yang mendengar bising pada tingkat 95-110 desibel, terjadi penciutan dari pembuluh darah, perubahan detak jantung, dilatasi dai pupil-pupil mata. Penyempitan dari pembuluh darah tetao berlangsung beberapa waktu setelah tidak ada bising lagi dan mengubah persediaan darah untuk seluruh tubuh.
2.    Adanya dampak fisiologis. Bising dapat mengganggu kesejahteraan emosional. Mereka yang bekerja dalam lingkungan yang ekstrem bising lebih agresif, penuh curiga, dan cepat jengkel dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam linhkungan yang lebih sepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar